Awiu, Kolaka-Koltim, Rubriksatu.com – Momen sakral pernikahan seharusnya menjadi hari penuh kebahagiaan tanpa hambatan. Namun, bagi pasangan pengantin Ningsi dan Sahril, perjalanan menuju kebahagiaan mereka diwarnai perjuangan berat.
Keduanya terpaksa harus digendong menyeberangi sungai deras karena rusaknya jembatan penghubung.
Peristiwa ini terjadi di jalur perbatasan antara Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur (Koltim), tepatnya di Desa Awiu, Kecamatan Aere.
Akses Vital Terputus Diterjang Banjir
Pengantin pria, Sahril, dan pengantin wanita, Ningsi, sedang dalam perjalanan diantar menuju Desa Lamuru untuk acara pernikahan. Namun, rombongan pengantin mendapati jembatan papan yang selama ini menjadi akses vital warga telah rusak parah dan hanyut diterjang banjir yang terjadi sebelumnya.
Tanpa adanya pilihan lain, prosesi pengantaran pun harus dilanjutkan dengan cara yang tidak biasa. Kedua mempelai, mengenakan pakaian pengantin lengkap, harus digendong bergantian oleh kerabat dan warga setempat untuk melewati arus sungai yang cukup deras dan berbatu.
Harapan Warga Akan Jembatan Permanen
Kejadian ini sontak menjadi pusat perhatian khusus, baik bagi rombongan keluarga besar yang mengantar, maupun warga sekitar Desa Awiu. Ekspresi keharuan dan kekhawatiran terlihat jelas, mengingat risiko keselamatan saat menyeberangi sungai, apalagi saat musim hujan.
“Kami sangat prihatin, ini adalah potret nyata kesulitan akses yang kami hadapi bertahun-tahun,” ujar salah satu kerabat yang ikut dalam rombongan.
Warga dan keluarga besar pasangan Ningsi dan Sahril sangat berharap insiden ini dapat menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah Kolaka maupun Kolaka Timur.
Mereka mendesak agar segera dibangun jembatan permanen yang layak dan kokoh, sehingga akses antar desa, yang juga vital bagi perekonomian dan pendidikan, tidak lagi terputus dan membahayakan warga, termasuk pasangan pengantin yang hendak merajut rumah tangga.
Laporan redaksi









