Tanpa Birokrasi, Yusran Akbar Turun Tangan Bangun MCK untuk Labade

KONAWE, rubriksatu.com – Setelah pemberitaan media soal kehidupan Labade (58), warga Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe seorang penyandang disabilitas fisik yang tinggal tanpa fasilitas MCK, Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST, langsung turun tangan tanpa menunggu rapat dinas, tanpa birokrasi berbelit.

Dengan dana pribadi sebesar Rp5 juta, Bupati Yusran mengalokasikan bantuan untuk membangun toilet layak pakai berukuran 1,5 x 1,5 meter di belakang rumah kayu milik Labade yang sudah lapuk dan beratap daun sagu berlubang. Tidak hanya itu, ia juga menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Konawe agar segera turun ke lapangan memulai pekerjaan.

Tim dari Bidang Cipta Karya Dinas PUPR dipimpin langsung Kabid Jusdianto, bersama lima personel, langsung melakukan survei lokasi pada Kamis (18/9/2025). Lokasi dipilih tepat di belakang rumah Labade untuk memudahkan akses keluarga.

“Ini instruksi langsung dari Bapak Bupati. Beliau ingin WC ini segera dibangun, agar Pak Labade dan keluarganya tidak lagi buang air di semak atau menumpang ke tetangga,” ujar Jusdianto di lokasi.

Kondisi rumah Labade memang memilukan. Dinding kayu lapuk, atap bocor, dan tanpa MCK. Dengan penghasilan seadanya dari pekerjaan serabutan di kebun sawit, ia bersama istrinya yang mengalami gangguan penglihatan, selama ini hidup dalam keterbatasan.

Sehari sebelumnya, Plt. Sekretaris Dinas PUPR Konawe, Robin Hermansyah, menyerahkan langsung bantuan tunai dari Bupati ke rumah Labade. “Ini bukan uang negara, tapi dari kantong pribadi Bapak Bupati. Beliau prihatin dan tidak ingin menunggu lama,” tegas Robin.

Respons cepat Bupati Yusran ini menjadi bukti bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan, tapi juga soal empati. Ia hadir mendengar jeritan rakyatnya melalui media, lalu bergerak cepat, tepat, dan penuh rasa kemanusiaan.

“Terima kasih banyak bantuannya Pak Bupati Yusran Akbar ini berkah yang tak terduga,” ungkap Labade.

Pembangunan WC akan dimulai beberapa hari ke depan dengan material sederhana namun kokoh, dilengkapi closet jongkok. Bagi sebagian orang, itu mungkin hal kecil. Tapi bagi Labade, toilet itu adalah martabat, kenyamanan, dan kehormatan yang selama ini ia rindukan.

Editor Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *