Konawe, Rubriksatu.com-Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, media sosial diramaikan oleh berbagai informasi terkait kandidat dan program mereka. Tak jarang, media sosial juga dipenuhi oleh curhatan terkait hinaan, cacian, bahkan fitnah yang dialami oleh para kandidat.
Salah satu yang menanggapi fenomena ini adalah Rusdianto, Calon Bupati Konawe, yang berpasangan dengan Fachry Pahlevi Konggoasa dengan akronim RD-FPK nomor urut 2. Ia menyampaikan pesan tegas bahwa seorang petarung politik harus kuat dan tidak boleh cengeng.
“Saya sejak 2009 sampai sekarang sudah terbiasa menerima hinaan, cacian, bahkan fitnah. Tapi saya ini petarung, bukan pemain drama. Semua itu saya anggap hal biasa, jadi tidak perlu saya berpura-pura merasa terhina atau tersakiti,” ujar Rusdianto.
Menurutnya, kritik dan serangan terhadap dirinya dan pasangannya, Fachry, merupakan hal wajar, terlebih karena mereka memiliki elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil survei. Hal ini, katanya, sering memunculkan upaya untuk merusak citra mereka, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Bagi kami, itu hal biasa. Tidak perlu diambil pusing. Hinaan, cacian, dan fitnah justru menjadi motivasi kami untuk terus bekerja keras bersama tim demi kemenangan,” lanjutnya.
Rusdianto juga menyindir kandidat lain yang terlalu memperlihatkan sisi emosionalnya di hadapan publik. “Kalau ada yang sangat stres dengan hinaan atau cacian, mungkin itu karena baru mau coba-coba dalam dunia politik. Jadi bawaannya curhat, sedih, seolah-olah mau mengundang rasa kasihan. Tapi masyarakat sudah cerdas dan tahu mana yang benar-benar terzalimi dan mana yang hanya berpura-pura,” tuturnya.
Ia menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh tim dan relawan untuk tetap fokus bekerja demi memenangkan pasangan RD-FPK pada 27 November mendatang.
“Seorang petarung politik harus kuat dan tidak boleh cengeng,” tegas Rusdianto.
Laporan Redaksi
