Tim Pembangunan Sebut Video Ambruknya Bendung Ameroro adalah Hoax

KONAWE, RUBRIKSATU.com – Tim Pembangunan Bendungan Ameroro dengan tegas membantah berita yang mengabarkan bahwa Bendungan Ameroro ambruk, menyebutnya sebagai berita palsu alias hoaks.

Pernyataan ini datang dari Tim Pembangunan Bendungan Ameroro Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV saat memberikan tanggapan terhadap berita yang beredar di media daring tentang kemungkinan ambruknya Bendungan Ameroro pada Rabu, 13 September 2023.

Menurut BWS Sulawesi IV Kendari, individu yang mengambil gambar dan video di lokasi tampaknya telah menggambarkannya secara dramatis dengan cara mengambil gambar atau video dari belakang tumpukan tanah yang sengaja dibuat untuk akses dan sebagai tempat parkir alat berat. Mereka seolah-olah memperlakukan tanah tersebut sebagai material longsoran.

“Kami dengan tegas menyatakan bahwa berita yang menyatakan Bendungan Ameroro ambruk adalah hoaks,” demikian bunyi klarifikasi tertulis BWS Sulawesi IV yang kami terima pada Rabu malam, 13 September 2023.

Dalam penjelasan lebih lanjut, diungkapkan bahwa longsor yang terjadi melibatkan tebing di sisi luar sebelah kiri dari Spillway, dan ini jauh dari tubuh Bendungan itu sendiri. Artinya, bukan Bendungan Ameroro yang ambruk.

BWS Sulawesi IV juga menambahkan bahwa potensi longsor ini telah diidentifikasi sebelumnya karena adanya retakan yang terlihat. Oleh karena itu, tindakan segera diambil untuk memperkuatnya dengan beton dental.

“Longsor terjadi ketika persiapan penggalian untuk penguatan dengan beton dental sedang berlangsung. Tanah longsor tersebut sebenarnya akan digali dan dibuang,” ungkapnya.

Berikut adalah penjelasan lengkap BWS Sulawesi IV Kendari terkait peristiwa longsor di salah satu bagian pekerjaan Paket 2 Bendungan Ameroro:

Peristiwa longsor terjadi pada hari Selasa, 12 September 2023, pukul 15.46 WITA.

Bagian yang longsor adalah tebing di sisi luar sebelah kiri dari Spillway, dan ini berada jauh dari tubuh Bendungan itu sendiri. Potensi longsor ini telah teridentifikasi sebelumnya karena adanya retakan yang terlihat, sehingga diputuskan untuk segera memperkuatnya dengan beton dental.

Selanjutnya, saat persiapan penggalian untuk memperkuat dengan beton dental, terjadilah peristiwa longsor ini, yang seharusnya tanah tersebut akan digali dan dibuang.

Pada gambar yang terlampir, area longsor ditandai dengan kotak merah, sedangkan yang ditandai dengan lingkaran kuning adalah tumpukan tanah yang dibuat sebagai akses dan tempat parkir alat berat untuk pelaksanaan penguatan dengan beton dental agar dinding dan lantai beton spillway tidak rusak.

Individu yang mengambil gambar dan video di lokasi tampaknya telah menggambarkannya secara dramatis dengan cara mengambil gambar atau video dari belakang tumpukan tanah yang sengaja dibuat untuk akses dan tempat parkir alat berat. Mereka seolah-olah memperlakukan tanah tersebut sebagai material longsoran.

Laporan Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *