Warga Lambuya–Puriala Duduki Jalan Nasional: “Cukup Sudah Janji, Kami Menuntut Jalan yang Layak”

KONAWE, rubriksatu.com Kesabaran warga Kecamatan Lambuya dan Puriala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, akhirnya meledak.

Minggu pagi (27/7/2025), ribuan massa turun ke jalan dan memblokir total jalur nasional di pertigaan Kecamatan Lambuya sebagai bentuk protes keras terhadap kerusakan jalan poros Lambuya–Motaha yang tak kunjung diperbaiki selama belasan tahun.

Jalan nasional yang menjadi urat nadi transportasi dan perekonomian warga itu kini berubah menjadi simbol pengabaian. Akses lumpuh total. Antrean kendaraan mengular hingga beberapa kilometer. Spanduk protes dibentangkan di tengah jalan, sementara kendaraan berat diparkir melintang untuk menutup akses secara penuh.

“Kami sudah muak dengan janji-janji manis! Jalan ini rusak bukan baru seminggu, bukan setahun ini sudah belasan tahun dibiarkan,” teriak Cici, salah satu orator aksi dengan nada geram.

Cici menegaskan, aksi ini bukan untuk membuat kerusuhan, tetapi untuk menggugah nurani pemerintah yang selama ini tutup mata. Ia mendesak Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, agar tidak hanya duduk di kursi empuk, tetapi turun langsung melihat penderitaan rakyatnya.

“Kami rakyat di ujung jalan, kami tidak minta mewah, kami cuma minta jalan yang layak dilewati! Jangan tunggu ada korban dulu baru gerak,” tegasnya.

Warga menilai pemerintah daerah maupun pusat telah gagal memenuhi hak dasar masyarakat: infrastruktur yang layak dan aman. Jalan poros Lambuya–Motaha bukan sekadar jalur biasa ia adalah jalur ekonomi, jalur anak sekolah, jalur ibu hamil ke puskesmas, dan nyawa banyak orang yang setiap hari dipertaruhkan di atas lubang-lubang jalan itu.

Aksi ini dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI untuk memastikan tidak terjadi bentrokan, namun kemarahan warga tak bisa lagi dibendung. Mereka menolak bubar sebelum ada jaminan nyata dari pemerintah bahwa perbaikan jalan akan segera dilakukan.

“Kalau tidak sanggup bangun jalan, silakan mundur. Serahkan pada yang mau kerja serius,” ujar salah seorang tokoh masyarakat dengan lantang.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada perwakilan resmi dari Pemprov Sultra yang turun ke lokasi. Sementara itu, kemacetan masih terjadi, dan suara rakyat terus menggema: “Jangan uji kesabaran kami lebih jauh. Saatnya pemerintah berhenti bicara, mulai bekerja”.

Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *