KOLTIM, rubriksatu.com – Pagi ini, Selasa (25/2/2025), wilayah Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 2,9 Skala Richter (SR). Episenter gempa terletak di darat, tepatnya 4 kilometer barat daya Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur.
Berdasarkan rilis resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari, episenter gempa berada pada koordinat 4.06 Lintang Selatan (LS) dan 121.78 Bujur Timur (BT), dengan kedalaman 5 kilometer. Meskipun gempa dirasakan oleh sejumlah warga, BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG Kendari dalam rilisnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” demikian bunyi rilis tersebut.
Sejauh ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa ini. Namun, warga di sekitar lokasi episenter mengaku merasakan guncangan yang cukup kuat, meskipun hanya berlangsung beberapa detik.
Gempa ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam, terutama di wilayah yang rawan gempa seperti Sulawesi Tenggara. BMKG mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dan memastikan bangunan tempat tinggal memenuhi standar keamanan yang berlaku.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal. Pastikan struktur bangunan aman dan tahan gempa,” tambah pernyataan BMKG.
Gempa tektonik dengan magnitudo kecil seperti ini memang kerap terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara, mengingat daerah ini berada di zona seismik aktif. Namun, dengan kesiapsiagaan dan pemahaman yang baik, risiko dampak negatif dari gempa dapat diminimalisir.
BMKG terus memantau perkembangan terkait gempa ini dan akan memberikan informasi lebih lanjut jika terdapat perubahan atau perkembangan baru. Masyarakat diharapkan untuk selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG atau instansi terkait untuk menghindari informasi yang tidak akurat.
Sementara itu, warga Lalolae dan sekitarnya tetap beraktivitas seperti biasa, meskipun masih waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. “Kami sudah terbiasa dengan gempa kecil seperti ini, tapi tetap waspada,” ujar salah seorang warga Lalolae.
Gempa pagi ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan dan edukasi tentang mitigasi bencana tetap menjadi hal yang penting bagi masyarakat di wilayah rawan gempa.
Laporan Redaksi