Berharap Perhatian Pemda Bombana, Masyarakat Adat Hukaea Laea Bangun Bendungan Secara Gotong Royong

Advertisements

RUBRIKSATU.COM, BOMBANA – Masyarakat Adat Hukaea Laea di Dusun 3, Desa Watu-watu, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan kerja gotong royong untuk membangun sistem drainase dan bendungan guna mengaliri persawahan mereka.

Hal tersebut telah dilakukan Masyarakat Adat setempat sejak tahun 2018 silam. Meski sudah bisa memenuhi kebutuhan air sawah garapannya, namun mereka juga mengalami kendala saat terjadi banjir. Pasalnya, tanggul yang mereka bangun menggunakan batu yang dimasukkan ke dalam karung tidak bisa bertahan lama.

Diketahui, sebelum adanya pembangunan saluran air ini, masyarakat hanya mengandalkan mesin penyedot air untuk mengairi sawah mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka menyadari pentingnya memiliki sistem drainase yang lebih efektif dan tahan lama guna mengatasi masalah kekurangan air.

Terkait kondisi saluran irigasi tersebut, warga masyarakat adat Desa Watu-watu Kabupaten Bombana berharap perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana.

Jusman, salah satu anggota Masyarakat Adat Hukaea Laea, berharap agar Pemerintah Kabupaten Bombana memberikan bantuan berupa bronjong yang tahan lama dalam membangun bendungan.

Advertisements

Ia menyampaikan bahwa beberapa instansi pemerintah, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata, Dinas PU, dan Dinas Perpustakaan Kabupaten Bombana termasuk Ketua DPRD bersama anggota telah melakukan kunjungan lapangan untuk melihat langsung kondisi drainase tersebut. Namun, sampai saat ini, bantuan yang diharapkan dari pemerintah belum juga terealisasi.

“Meskipun ketua DPRD Kabupaten Bombana dan tiga anggota DPRD telah datang melihat situasi ini, namun belum ada realisasi yang diberikan,” ungkap Jusman, Minggu 9 Juli 2023.

Masyarakat Adat Hukaea Laea sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk mendukung upaya mereka dalam memperbaiki drainase dan membangun bendungan sehingga usaha mereka dalam mengatasi masalah kekurangan air di persawahan dapat berhasil dan berkelanjutan.

Diketahui, sawah yang ada di kampung Adat Hukaea Laea saat ini mencakup luas lebih dari 200 hektar. Masyarakat adat mengaku dapat melakukan tiga kali panen sawah dalam setahun.(Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *