Susu formula sering dianggap sebagai alternatif yang aman dan sehat bagi bayi dan balita yang tidak dapat menyusu langsung dari ibu. Namun, meskipun banyak orang tua melihat susu formula sebagai solusi praktis, ada beberapa potensi bahaya dan kekurangan yang perlu diperhatikan, seperti dilansir dari Alodokter.
1. Kandungan Gizi yang Berbeda**
Susu formula dirancang untuk meniru air susu ibu (ASI), tetapi tidak dapat sepenuhnya menyamai kandungan nutrisinya. ASI mengandung antibodi, enzim, dan hormon yang tidak ditemukan dalam susu formula, yang sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh bayi dan perkembangan otak. Akibatnya, bayi yang mengonsumsi susu formula mungkin kehilangan beberapa manfaat kesehatan penting yang disediakan oleh ASI.
2. Risiko Alergi dan Gangguan Pencernaan**
Susu formula mengandung protein yang berbeda dari ASI, yang bisa menyebabkan alergi pada beberapa bayi dan balita. Alergi terhadap susu sapi, misalnya, adalah salah satu yang paling umum, dengan gejala yang bisa mencakup ruam kulit, gangguan pencernaan, dan masalah pernapasan. Selain itu, beberapa bayi mungkin mengalami gangguan pencernaan, seperti konstipasi atau diare, saat mengonsumsi susu formula.
3. Kandungan Bahan Tambahan**
Banyak susu formula mengandung bahan tambahan, seperti pemanis buatan, pewarna, dan pengawet. Meskipun bahan-bahan ini diizinkan dalam batas aman oleh regulasi kesehatan, ada kekhawatiran bahwa konsumsi jangka panjang bisa berdampak negatif pada kesehatan balita. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemanis buatan dengan masalah kesehatan seperti obesitas dan gangguan metabolisme.
4. Potensi Kontaminasi**
Proses produksi susu formula melibatkan banyak tahap yang dapat meningkatkan risiko kontaminasi. Bakteri berbahaya seperti *Enterobacter sakazakii* bisa mencemari susu formula jika tidak diproduksi dan disimpan dengan benar. Infeksi akibat bakteri ini sangat berbahaya, terutama bagi bayi yang sistem kekebalannya masih berkembang.
5. Ketergantungan pada Produk Komersial**
Ketergantungan pada susu formula dapat membuat keluarga bergantung pada produk komersial, yang bisa menjadi masalah jika produk tersebut tidak tersedia atau harganya terlalu tinggi. Selain itu, ketergantungan ini bisa mengurangi upaya ibu untuk mencoba menyusui kembali, meskipun menyusui adalah metode terbaik untuk memastikan asupan nutrisi yang optimal bagi bayi.
Meskipun susu formula bisa menjadi alternatif yang diperlukan dalam situasi tertentu, penting bagi orang tua untuk menyadari potensi bahaya dan kekurangan yang mungkin terjadi. ASI tetap menjadi sumber nutrisi terbaik bagi bayi dan balita, dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama serta dilanjutkan hingga usia dua tahun atau lebih sangat disarankan. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu orang tua membuat keputusan terbaik untuk kesehatan dan kesejahteraan anak mereka.
*dn*