KONSEL, rubriksatu.com – Kesabaran warga Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara, akhirnya habis. Merasa diabaikan dan diperlakukan tidak adil, masyarakat lingkar tambang turun ke jalan dan memblokir akses hauling milik PT Manunggal Prima Utama (MPU), Senin (27/10/2025).
Aksi tersebut merupakan bentuk protes keras atas sikap perusahaan yang dinilai acuh terhadap dampak lingkungan dan tuli terhadap suara rakyat. Sejak mulai beroperasi pada tahun 2024, keberadaan PT MPU justru menghadirkan derita baru bagi warga — mulai dari debu tebal, kebisingan mesin, hingga gangguan kesehatan yang dialami sehari-hari.
“Hari ini kami protes karena perusahaan PT Manunggal Prima Utama sudah lama mengabaikan permintaan kami. Kami hanya menuntut kompensasi atas debu dan polusi yang mereka timbulkan,” tegas Kusman, salah seorang warga di lokasi.
Menurut warga, PT Manunggal Prima Utama masuk tanpa sosialisasi apa pun. Tiba-tiba beroperasi, membawa alat berat, menghancurkan batu, dan membiarkan warga terpapar polusi setiap hari.
“Seharusnya mereka paham, kami yang tinggal di lingkar perusahaan ini pantas diperhatikan. Sekarang debu tebal beterbangan setiap hari. Tenggorokan kami gatal, anak-anak batuk, udara kotor, dan suara mesin memekakkan telinga. Warga tak lagi bisa menikmati ketenangan,” lanjut Kusman dengan nada kecewa.
Lebih parahnya lagi, warga menduga perusahaan tersebut tidak memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
“Kami duga perusahaan ini beroperasi tanpa AMDAL. Kalau ada, tentu mereka tahu kewajibannya terhadap masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.
Masyarakat Desa Wawatu menegaskan, blokade jalan hauling akan terus berlanjut hingga tuntutan mereka benar-benar dipenuhi. Warga menuntut agar perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta memberikan kompensasi atas kerugian kesehatan dan kenyamanan hidup yang telah terganggu.
“Kami akan tetap di sini sampai perusahaan menemui kami dan mencari solusi. Kami tidak akan mundur sebelum hak kami dipenuhi,” tegas para warga yang berkumpul di lokasi blokade.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Manunggal Prima Utama belum juga turun menemui massa aksi maupun memberikan pernyataan resmi terkait protes tersebut.
Editor Redaksi







