Jakarta, rubriksatu.com – Israel melancarkan serangan udara yang melibatkan sekitar 40 roket ke wilayah Lebanon selatan yang dikuasai oleh milisi Hizbullah pada Minggu (25/8) dini hari waktu setempat. Menurut Juru Bicara Militer Israel (IDF), Daniel Hagari, sejumlah jet tempur Israel dikerahkan untuk “secara proaktif menyingkirkan ancaman” dari kelompok Hizbullah.
“Beberapa waktu lalu, [militer Israel] mengidentifikasi organisasi teroris Hizbullah yang bersiap menembakkan rudal dan roket ke wilayah Israel,” kata Hagari dalam pernyataannya. “Dalam tindakan membela diri untuk menyingkirkan ancaman ini, [militer Israel] menyerang target teror di Lebanon, tempat Hizbullah berencana untuk meluncurkan serangan mereka terhadap warga sipil Israel,” tambahnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sementara itu, laporan dari “Times of Israel” menyebutkan bahwa serangan udara tersebut menargetkan beberapa titik di Lebanon selatan. Menanggapi serangan itu, stasiun TV Al Mayadeen Lebanon melaporkan bahwa Hizbullah melakukan “balasan besar” dengan menembakkan lebih dari 70 roket ke wilayah utara Israel, termasuk al-Jalil barat.
Menurut Al Mayadeen, rudal-rudal Hizbullah bahkan menargetkan wilayah “jauh di dalam” Galilea barat dan Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki oleh Israel. Koresponden *Times of Israel* di lapangan melaporkan bahwa rentetan roket dan drone dari Lebanon selatan menghantam Galilea Barat, memicu sirene darurat di berbagai lokasi.
Sirene peringatan serangan juga terdengar di daerah Gunung Meron di Galilea Atas dan di kota-kota sekitar, termasuk Katzrin di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel serta di beberapa wilayah perbatasan di Galilea Atas, termasuk kota Ma’alot-Tarshiha. Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan sistem pertahanan Iron Dome milik Israel telah diluncurkan untuk mencegat serangan roket dari Lebanon.
Selain itu, sirene yang mengindikasikan adanya infiltrasi pesawat tanpa awak juga berbunyi di beberapa kota di Israel dekat Safed, menunjukkan eskalasi serius di perbatasan antara kedua negara. Situasi ini meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dan memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.
Serangan timbal balik antara Israel dan Hizbullah ini menunjukkan betapa cepatnya eskalasi konflik dapat terjadi, memperlihatkan kerentanannya wilayah tersebut terhadap ketegangan militer. Dengan kedua belah pihak saling melancarkan serangan, komunitas internasional akan memantau dengan cermat perkembangan situasi ini dan kemungkinan dampaknya terhadap stabilitas regional.