KOLAKA, rubriksatu.com – Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor pertambangan nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, kini memunculkan ironi. Di balik gegap gempita investasi dan hilirisasi nikel, puluhan hektare sawah petani di Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada, justru terendam banjir dan lumpur merah.
Genangan air berlumpur yang menutupi area persawahan tersebut diduga kuat akibat dampak lingkungan dari aktivitas proyek PSN pembangunan smelter nikel di wilayah Pomalaa.
Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Kolaka Raya, Andri Ovianto, menilai kondisi ini sebagai alarm keras bagi pemerintah dan investor agar tidak menutup mata terhadap penderitaan masyarakat sekitar lingkar industri.
“Ini baru pertama kali dalam sejarah Desa Lamedai terjadi banjir besar hingga menggenangi puluhan hektare sawah. Sejak ada proyek PSN smelter, sawah warga mulai terendam lumpur,” ungkap Andri, Senin (11/11/2025).
Menurutnya, kehadiran proyek besar negara seharusnya menjadi berkah bagi masyarakat lokal, bukan malah menciptakan duka bagi para petani yang bergantung pada sawah sebagai sumber hidup.
“Kami tidak anti-investasi, kami juga mendukung hilirisasi. Tapi investasi jangan membuat masyarakat menderita. Harus ada manfaat nyata bagi warga lingkar PSN,” tegasnya.
Andri juga mengungkap, dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah desa di bagian selatan Kolaka seperti Oko-oko, Lamoiko, dan Pewisoa Jaya mengalami hal serupa sawah dan sungai berubah warna menjadi merah pekat akibat lumpur tambang yang terbawa air hujan.
“Air sungai di Desa Oko-oko seminggu lalu berubah merah. Ini indikasi kuat adanya sedimentasi dari area tambang atau pembangunan smelter. PSN seharusnya tidak berjalan di atas penderitaan rakyat,” ujarnya tajam.
Ia mendesak pihak perusahaan maupun pemerintah untuk segera mencari solusi konkret agar kejadian serupa tidak terulang pada musim hujan mendatang.
“Musim hujan sudah tiba. Kalau tidak diantisipasi, banjir dan lumpur akan terus menghantui warga. PSN jangan melenggang di atas air mata petani,” tutupnya.
Editor Redaksi







