KONAWE, rubriksatu.com – Ironi pembangunan kembali terungkap di Kabupaten Konawe. Bade (58), warga Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, masih hidup di rumah reyot tanpa MCK, jauh dari kata layak. Padahal, pemerintah daerah gembar-gembor dengan program bedah rumah dan bantuan sosial.
Lebih miris, kondisi Bade sempat jadi sorotan media. Namun pernyataan Lurah Lawulo, Lyly Suyatim, justru menambah kontroversi. Ia mengklaim keluarga Bade pernah menerima bantuan bedah rumah dan pembangunan MCK.
Klaim itu dibantah tegas oleh Bade.
“Ini rumah tidak pernah dapat bantuan bedah rumah. Atap seng ini saja saya dapat dari bantuan calon gubernur dulu, Buhari Matta,” tegas Bade saat ditemui wartawan, Kamis (18/8).
Soal bantuan MCK pun tak kalah janggal. Bade menegaskan tak pernah sekalipun menerima.
“Kalau bantuan MCK untuk saya pribadi tidak ada. Kalau ada, pasti saya rawat. Saya tinggal di sini sudah hampir 20 tahun, tidak pernah lihat ada WC umum,” ungkapnya.
Warga sekitar membenarkan bahwa sebelum Bade menempati rumah mertuanya, memang pernah ada program pembangunan MCK umum. Namun bangunan itu kini tinggal cerita sudah rata dengan tanah, tak lagi jelas jejaknya.
Fakta di lapangan ini menunjukkan bahwa klaim Lurah Lawulo tak sesuai realitas. Alih-alih jujur soal data bantuan, pernyataan pejabat justru memperlihatkan lemahnya pendataan dan pengawasan pemerintah di tingkat kelurahan.
Hingga berita ini diturunkan, Lurah Lawulo, Lyly Suyatim, belum merespons permintaan konfirmasi wartawan. Nomor kontak yang digunakan awak media diperoleh dari sesama lurah, namun tak kunjung mendapat jawaban.
Kasus ini sekaligus menjadi cermin buruk birokrasi bantuan sosial di daerah lebih banyak wacana, minim realisasi.
Editor Redaksi