KONAWE, rubriksatu.com — Warga dikejutkan oleh penemuan mayat seorang wanita bernama Wanti (51) yang ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya sendiri pada Sabtu malam (12/4/2025).
Wanti ditemukan pertama kali oleh adik kandungnya, Suriyatin (42), seorang guru PPPK yang malam itu tengah melintas di depan rumah korban bersama suaminya. Sebuah firasat aneh muncul saat melihat kondisi rumah korban yang gelap gulita, tak seperti biasanya.
“Karena melihat rumah tidak ada lampu yang menyala, saya dan suami langsung berhenti. Kami buka pintu dan langsung tercium bau busuk. Kami nyalakan senter HP dan lihat kakak saya sudah tidak bernyawa, terlentang di kamar,” ujar Suriyatin.
Rumah kecil itu memang kerap sepi. Wanti hidup sendiri sejak beberapa tahun terakhir. Ia hidup bersahaja dengan kondisi kesehatan yang memburuk akibat riwayat stroke ringan yang dideritanya selama lima tahun terakhir.
Tetangga korban, Aswin, masih sempat melihat Wanti pada hari Sabtu, 12 April, saat ia membeli kebutuhan di kios tak jauh dari rumah. Sejak itu, Wanti tak lagi terlihat. Dugaan sementara, Wanti sudah meninggal dunia sekitar tiga hari sebelum ditemukan.
Begitu mendapat laporan, aparat kepolisian dari Sat Reskrim Polres Konawe segera menuju tempat kejadian. Petugas langsung mengamankan lokasi dan melakukan olah TKP dengan hati-hati, mengingat kondisi jenazah yang sudah mulai membusuk. Koordinasi dengan keluarga pun segera dilakukan.
Namun, pihak keluarga memilih untuk tidak dilakukan otopsi. Mereka menerima kepergian Wanti dengan ikhlas, dan menyampaikan penolakan otopsi secara tertulis yang ditandatangani oleh pihak keluarga dan perwakilan pemerintah kelurahan.
“Kami tahu beliau memang sudah lama sakit, tinggal sendiri juga. Mungkin ini jalan terbaiknya,” ujar salah satu anggota keluarga.
Jenazah Wanti kini tengah dipersiapkan untuk dimakamkan di belakang rumahnya, tempat ia selama ini menjalani hari-harinya dalam sunyi. Tetangga, kerabat, dan warga sekitar tampak membantu proses pemakaman, menandai akhir dari perjalanan hidup seorang wanita sederhana yang telah berjuang dalam kesendiriannya.
Peristiwa ini menyisakan keprihatinan mendalam. Bukan hanya soal kematian yang sunyi, tapi juga tentang pentingnya menjaga silaturahmi dan kepedulian sosial terhadap sesama, khususnya mereka yang hidup sendiri dan dalam kondisi sakit.
Laporan Redaksi