Puslitbang Polri Lakukan Evaluasi Kualitas Gudang Senjata dan Amunisi di Polda Sultra

KONAWE, Rubriksatu.com-Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan dalam negeri terus berupaya meningkatkan profesionalisme dan keamanan dalam pelaksanaan tugas operasionalnya. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan evaluasi kualitas gudang penyimpanan senjata api dan amunisi di seluruh wilayah Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 139 Tahun 2024 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara Kabinet Merah Putih Periode Tahun 2024-2029, Polri dituntut untuk menjaga keamanan dan keselamatan dalam pengelolaan logistik, termasuk senjata api dan amunisi.

Menyikapi hal tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri melakukan penelitian di Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) dan beberapa Polres sampel. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 10 hingga 13 Maret 2025, dengan fokus pada evaluasi kualitas gudang penyimpanan senjata api dan amunisi.

Ketua Tim Peneliti Puslitbang Polri, Kombes Pol Muhammad Budi A., S.IK., MH, menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan sebagai respons atas beberapa insiden yang terjadi terkait penyimpanan senjata api dan amunisi. “Kasus pencurian senjata api oleh oknum polisi di gudang logistik Ditsamapta Polda Bangka Belitung, seperti yang dilaporkan oleh Tribun Banyumas, menunjukkan adanya kelemahan dalam pengawasan dan manajemen inventaris,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (11/3/2025).

Selain itu, insiden ledakan gudang peluru TNI milik Kodam Jaya di Ciangsana, yang diliput oleh CNBC Indonesia dan BBC Indonesia, juga menjadi perhatian serius. Insiden tersebut menggambarkan risiko fisik yang dapat mengancam keselamatan personel dan masyarakat sekitar jika standar keamanan tidak terpenuhi.

“Penelitian ini sangat relevan dengan fenomena yang terjadi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi celah-celah dalam sistem penyimpanan senjata api dan amunisi serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, kesehatan, kemudahan, dan kenyamanan,” jelas Kombes Pol Muhammad Budi.

Menurutnya, gudang penyimpanan senjata api dan amunisi tidak hanya memerlukan pengamanan fisik, seperti material bangunan tahan ledakan dan sistem akses terbatas, tetapi juga dukungan teknologi modern. “Pengawasan berbasis CCTV, sensor keamanan, dan sistem pelacakan digital diperlukan untuk memastikan akurasi inventaris,” tambahnya.

Selain aspek teknis, penelitian ini juga menekankan pentingnya pelatihan personel terkait pengelolaan gudang dan prosedur audit berkala. “Hal ini bertujuan untuk mencegah insiden penyalahgunaan, pencurian, atau kecelakaan yang dapat mencoreng nama baik institusi kepolisian,” ujar Kombes Pol Muhammad Budi.

Kegiatan penelitian ini melibatkan 11 Polda sampel, salah satunya Polda Sultra, serta 5 Polres jajaran. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, meliputi pengisian kuesioner secara online, wawancara mendalam dengan pejabat dan anggota Polri, serta observasi langsung terhadap gudang penyimpanan senjata api dan amunisi.

Tim peneliti terdiri dari Kombes Pol Muhammad Budi A., S.IK., MH (Ketua Tim), AKBP Ujang Darmawan H. S., SH, S.IK, MM, M.IK (Peneliti), dan AKP Annisaa Yusuf, S.T.K., S.IK (Anggota). Mereka didampingi oleh narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Drs. Ary Wahyono, M.Si.

Diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi panduan komprehensif bagi Polri dalam memperkuat sistem logistik, khususnya gudang penyimpanan senjata api dan amunisi. Dengan demikian, pelaksanaan tugas operasional kepolisian dapat berjalan lebih profesional, transparan, dan aman.

*Laporan: Redaksi Rubriksatu.com*